Home / Brand Partner / Sponsored

Domi Ramah, Manusia Tak Resah dan Kutu Menyerah

Senjahari.com - 24/06/2025

Domibed kasur bebas kutu dan tungau

Penulis : Dinda Pranata

Aku ingat malam itu, malam pesta terakhir kami, si kutu.
Setiap malam selalu jadi waktu paling menyenangkan bagiku dan koloniku. Kami merayap keluar dari sela-sela jahitan kasur, menari di atas kelembaban, melompat di antara kepala jamur, dan mencium aroma keringat manusia yang hangat dan ramah—karena mereka malas bersih-bersih.

Saat itu, pemilik kasur itu tidur pulas. Aku memberi aba-aba dengan antenaku. “Ingat, jangan berisik!” bisikku pada pasukan.

Tapi salah satu anak buahku menjawab, “Bos, mereka tak akan denger.”

Aku menepuk tempurung kepalaku. Lupa. Aku ini makhluk nokturnal mini yang bahkan hanya bisa dilihat lewat mikroskop. 

Tapi tak kusangka setelahnya, membuatku harus terima resikonya.

Baca juga: Inklusi Keuangan dan Job Carving di Tani Market: Disabilitas Mendapat Tempat, Tidak Ada yang Jalan di Tempat

Operasi Bebas Kutu

Malam itu, aku membuat pemilik kasur gelisah. Ia berbalik ke kanan, menggaruk leher. Berbalik ke kiri, menggaruk kaki. Lalu duduk dengan dahi berkerut, seperti sedang mencari alasan kenapa kulitnya digigit oleh sesuatu yang tak terlihat.

Kami, si koloni, tentu saja tidak peduli. Kami mengira pria itu sangat ramah sehingga kami dengan santai berseluncur di atas pori-porinya, menari-nari di antara bulu tipis kulitnya. Satu dua dari kami mencicipi tetes-tetes halus yang keluar saat ia berkeringat.

Kring!

Suara bising memecah malam. Alarm. Begitulah manusia menyebutnya. Mereka sengaja membangunkan diri sendiri dengan alat itu.

Kami buru-buru mundur, kembali masuk ke sela-sela jahitan kasur, bersembunyi dalam gelap saat sinar matahari mulai menyusup lewat tirai. “AHHH! Gatal!” teriaknya sambil bangun dan menggaruk tubuh.

Baca juga: 5 Manfaat dan Tujuan Transaksi Digital di Era Pembayaran Modern

Teriakannya menggema seperti gempa. Ia masuk kembali ke kamar dengan langkah terburu-buru. Kami yang sedang bersantai mendadak terpental karena kasur bergetar hebat. Lewat mata kecil di tempurung kepalaku, aku melihat kulitnya memerah. Ah, itu pasti bekas jejak kakiku semalam.

“Tidak bisa! Aku harus cari cara menghilangkan kutu kasur!” katanya.

cara menghilangkan kutu kasur dan tungau dari domibed

Cuka! Siap-siap kau kutu!” pria itu kesal sambil mengocok botol transparan. Cairan asam itu meluncur ke udara, menyapu permukaan kasur.

“SEMUA BERLINDUNG!” seruku panik.

Pasukanku menyelinap ke balik busa-busa tua. Tapi tak semua berhasil lolos. Ada yang tergelincir, ada yang pingsan karena asam menyengat. “Gara-gara kalian aku ruam-ruam! Tidak cukup dengan ini,” katanya sambil pergi.

Baca juga: Diper-SIM-pangan antara Hidup dan Mati! Harus Bagaimana?

Aku kira itu sudah akhir. Ternyata belum. Antena radar di kepalaku menangkap gerakan besar. Ia datang kembali tapi tak sendirian. Tiga manusia kekar dengan masker masuk, membawa kasur kami keluar kamar.

“Cairan cuka tidak cukup. Semprot dulu dengan air garam, lalu siram air panas. Baru jemur di bawah matahari,” kata salah satu pria besar itu.

Meski cara-cara itu mereka lakukan, kami masih berusaha bertahan. Sampai manusia-manusia kesal itu akhirnya, menempuh jalan terakhir. 

Domibed Ramah, Manusia Tak Resah

“Kasur ini perlu diberi topper atau matras kasur agar kutu menyerah,” kata salah satu pria bermasker putih dan berkacamata.

“Domi, si domibed,” kata pria kedua di samping pemilik kasur, “bapak tahu merek itu?” Pemilik kasur hanya menggeleng.

Baca juga: Cemilan Pedas Khas Daerah yang Bikin Keringat Mengalir!

Aku yang mendengarkan nama topper dari Domibed disebut membuatku bergidik ngeri. Cover Belgium Sanitized Knitting? Itu terdengar seperti kutukan bagi spesies seperti kami. Lapisan cover itu sangat efektif mencegah jamur, bakteri termasuk anti-tungau dan hewan kutu.

Matahari kian menyengat kulit kerasku. Perlahan aku terkapar di atas serat-serat busa. Tak berkutik. Ketika pemilik kasur itu mengiyakan rekomendasi topper dari Domibed. Di saat yang sama bendera putih kukibarkan. Menyerah.

Ketika kau membaca tulisan ini, mungkin aku telah tiada. Maka, ingatlah satu hal ini. Tolong cuci dan bersihkan kasurmu. Ya, agar kami tidak menganggap harapan pada kasurmu adalah rumah bagi kami, para kutu kasur.

Tinggalkan Balasan ke Yanti Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Seru banget ceritanya kak, ilustrasi suasananya dapet banget, aku sampe ikut-ikutan merasa gatal. Dan jadi ingat, klo nggak salah tahun lalu ada wabah kutu kasur di luar negeri, dan benar-benar heboh kasusnya. Untung nggak sampai ke Indonesia.

Yang punya masalah alergi debu pasti relate! Kasur kayak gini penyelamat banget buat kualitas tidur.

Selalu candu dan ngalir tiap baca tulisanmu mbak! kerennn banget

Haha, seru banget ceritany. Ngebayangin kutu kasur ngomong sambil panik kena Domibed! Cover Belgia anti-tungau plus anti-bakterinya keren banget, jadi bener-bener aman dari gangguan gatal. Tidur jadi tenang, kutu auto ‘ngacir’.

Lucuu banget marketingnya😆 Nggak kerasa udah baca iklan Domibed karena ceritanya lucuu

Jadi inget waktu SMP, koloni kutu kasur benar-benar membuat serangan terhadap tuannya, selain gak bisa tidur, gigitannya bikin panas, bentol-bentol gede hasilnya. Akhirnya dipannya dicuci pake minyak tanah, dan kasurnya dijemur dan disemprot juga cuma lupa waktu itu semprot pake apa, tapi lumayan mujarab, waah ini ada cover yang antikutu, harus dicoba nih…

seru dan lucu banget nih ceritanya. memang kutu kasur itu bikin tidur jadi nggak enak. jadi ingat dulu adikku hobi banget berburu kutu kasur ini di tempat tidur kami hehe. kalau sekarang kutu kasur bisa dicegah dengan pelindung kasur domibed yaa

Sindiran untuk aku yang malah bersihkan debu debu di kasur…yah minimal sebulan sekali kasur dijemur dibawah terik matahari biar para tungau tidak menetap di kasur

Heni Hikmayani Fauzia

Saya punya pengalaman berinteraksi dengan si kutu ini. Dulu waktu masih kecil, di rumah orang tua ada dipan panjang yang terbuat dari kayu tempat kami duduk² santai. Naah disana suka ada kutu kalau dalam bahasa sunda namanya tumbila. Kalau digigit kutu tumbila ini kulit jadi merah dan gatal banget.

Astaga namanya tumbila, tapi hewannya tak semanis namanya. Hahaha… 🫣

Hehe, saya gk nyangka bisa dibuat cerita dari sudut pandang seekor kutu 😄
Awalnya lucu dan imajinatif, tapi makin ke akhir jadi nyentil juga soal jaga kebersihan.

Kalau di daerah saya disebutnya kepinding. Katanya kalau kasurnya kena dan si kutu berbiak maka pemiliknya tiap malam akan bentol-bentol sekujur tubuh dan gatalnya ga tertahankan.

Tapi zaman emang makin canggih ya. Sekarang ada teknologi Domibed yang bikin kutu kasur mati kutu secara harfiah.

seru sekali kak review anti kutunya dalam bentuk cerita hehe. Terima kasih banyak jadi tahu produk bagus untuk bantai kutu kasur

ajakan sederhana yang dibungkus dalam kisah dramatis. Cocok banget buat konten edukasi dengan sentuhan humor horor ringan. Lanjutkan bikin tulisan-tulisan sekreatif ini ya!

Kalau baca cerita kutu kasur jujur aku bergidik bnget ka soalnya kasur tuh tempat kita istirahat kalau ada kutunya duh gk kebayang deh heheh seru ceritanya smpe aku berasa juga

Dulu pernah nemu kitu kasur dan malah geli sendiri. Sekarang syukur udah gak ada lagi. Catet deh Domibed ini buat jaga-jaga nanti

Percaya gak percaya, saya pernah kena masalah combo kutu kasur + kutu rambut dan ini ngeselin banget! Sekarang jadi punya vacuum cleaner dan obat kutu kasur.

Denger kasur domibed dan kisah kutu, aku langsung inget kalau pas pertama kali pindah ke rumah yang kami tempat saat ini, aku mengalami gatal-gatal yang seruu banget!
Alhamdulillah, cuma aku yang mengalami gatal-gatal itu.. suami dan anak-anak engga.
Tapi langsung segera diatasi dengan obat anti-kutu yag beli di apps ci kuning.
Memang butuh proses banget..

Sebel yaah…
Kalau mereka uda mulai beraksi.

Wuih saya juga mau dong kakak domi bed ini, buat anak2 dan buat saya juga.

19 Responses