Home / Serambi

Daun Bulat yang Tak Pernah Menjadi Koin

Senjahari.com - 25/06/2025

Daun Pegagan

Penulis : Dinda Pranata

Mendung menggelayut di atas langit tanah Dau. Angin kadang membelai manja para pejalan kaki yang baru tiba di depan gerbang sebuah rumah makan. Aku bergetar. Bukan karena anginnya. Namun, karena air dalam perutku sedikit bergolak. Dengan langkah lebar aku pergi meninggalkan tempat dudukku. Ke toilet.

Lega. Ringan. Perutku pun senang. Aku keluar dari toilet. Mataku menyusuri rumah makan terbuka itu. Cukup ramai dengan keluarga yang bersantap siang. Aku menunduk hendak melangkah. Mataku terpaku pada sesuatu yang mungil di balik semak. Bergerombol dan berdiri tegak. “Eh!” seruku. Aku berjongkok.

Tak kusangka itu pertama kalinya, aku berbicara dengannya. Ya, meski rasanya terlalu absurd untuk diingat.

“Hai, Daun Bulat. Siapa Namamu?”

Aku berjongkok membelai permukaannya. Tipis. Rapuh. Warnanya hijau segar dan dengan garis-garis kekuningan. Terkesima tapi juga berkerut alis. “Bentuk daun yang aneh,” kataku. Teksturnya cukup membuatku geli. Tak pernah kumelihat daun seperti ini. Bisa juga, aku tak pernah memperhatikan tumbuhan mungil itu. Terlalu tertutup oleh masifnya rerumputan rimbun di sekitarnya.

“Woi, jangan menyentuhku sembarangan!” seru sebuah suara. Aku memutar kepalaku. Tak ada siapapun di dekatku. Aku mengabaikannya. Sekali lagi suara itu terdengar. Baru kusadari setelahnya, ternyata si daun bulat itu yang bericara.

Baca juga: Penangkap Embun yang Tak Dikenal

“Oh, maaf!” kataku kemudian, menyingkirkan tanganku dari permukaan kepalanya.

“Dasar nggak sopan! Kau menyentuh kepalaku dan kau tahu kan bahwa itu sudah melanggar hukum!” serunya lagi. Sepertinya kesal. Aku nyaris tertawa tapi kutahan. “Jangan tertawa! bukankah dunia manusia juga bilang begitu!” katanya lagi, kali ini lebih lembut.

Aku mengangguk. “Daun bulat, siapa namamu?” tanyaku berusaha menahan tawa, “aku jarang sekali melihat rupamu di tempat umum.”

“Namaku pegagan,” jawabnya singkat.

“Siapa? pegangan?” ulangku, berusaha memastikan bahwa aku tak salah dengar.

Baca juga: Aku Memang Makhluk Kotor, Tapi Bolehkah Aku Berharap Manusia Mendoakanku?

“Bukan pegangan! Tapi, PE-GA-GAN,” jawabnya sambil mengeja namanya sendiri. Aku berusaha mengingat nama yang sepertinya familiar di telingaku.

“Ahhh, daun pegagan!” seruku. Ingat wajah ibuku yang sering menyebut nama tanaman ini. “Tapi mengapa bentukmu bulat?” tanyaku penasaran.

Tak kukira, jawaban tanaman itu bisa membuatku meledak.

Daun Bulat yang Berharap Bisa Seperti Koin

Manfaat Daun Pegagan

“Sudah membulat sendiri. Jadi, jangan kautanya lagi!” katanya sedikit jengkel. Mungkin dalam pikirannya ia melihat aku seperti manusia yang menjengkelkan. Banyak tanya.

“Tapi bentukmu tidak seperti yang kukenal. Dan …,” kata-kataku menggantung, berusaha mencari cara agar ia tidak tersinggung, “dan tempatmu di sudut ini agak tidak menyenangkan.”

Baca juga: Kumbang Jerapah dan Kisah Tak Penting di Gulungan Daun

“Memang!” katanya masih kesal. “Begitulah manusia memandangku. Hanya rumput. Nggak berarti,” jawabnya lagi. Kali ini nadanya lirih. “Asal kau tahu, meski namaku terdengar aneh. Sebenarnya namaku cantik. “Centella Asiatica. Begitulah orang bule menyebutku. Dan, spesiesku ini menyebar di mana-mana. Spesiesku tidak menganggu dan kami juga bukan sembarang rumput. Nggak manja juga. Ya, hanya suka daerah yang tropis, lembab dan teduh,” keluhnya.

“Mengapa kau menganggap dirimu spesial?” Aku memperbaiki posisi kakiku. Pegal berlama-lama jongkok.

“Sebelum manusia melupakan rasa sepat, daun pegagan seperti kami dipakai untuk mengobati berbagai penyakit. Orang bule meneliti dan ternyata spesies kami bisa mempercantik kulit tanpa kau harus pergi ke klinik aestetik; melancarkan darahmu yang tersumbat sampai memperkuat daya ingat manusia—meski akhirnya mereka nggak ingat aku,” jawabnya.

“Kau hebat juga,” pujiku tulus. Berharap daun pegagan kecil ini terhibur.

“Aku memang bulat, tapi aku berharap bisa seperti koin. Dihargai. Dikenal. Dibutuhkan,” katanya melembut. Daun pegagan itu bergoyang. Bukan karena angin. Seperti ia ingin meminta sesuatu.

Baca juga: Serambi Untuk Pemakaman Di Sudut Kecil

Saat itu aku membelalakkan mata. Terkejut untuk apa yang ia minta dariku.

Daun Pegagan Ingin Diabadikan

“Hei, Kau!” panggilnya padaku. Aku mencondongkan tubuh sedikit. “Foto aku ya!” pintanya.

Nafasku tertahan di kerongkongan mendengar permintaan itu. Nyaris tertawa, namun tawa itu kubawa kembali turun ke perut. “Kau narsis juga ya,” ucapku lirih.

“Nggak usah meledek!” serunya lagi. Astaga! kecil-kecil sensitif banget, batinku dalam hati. “Aku ingin kau memotretku agar semua orang tahu. Ada aku yang terselip di rerimbunan rumput ini,” katanya.

“Tapi tanganku terlalu besar untuk memotretmu di lantai rumput ini. Dan, ponselku yang berat bisa menindihmu,” kataku lagi. Aku tahu mungkin terdengar seperti alasan, tapi sungguh ponselku bisa menyakiti tubuh mungil daun bulat itu.

Baca juga: Selimut Polusi dan Populasi: Realita Pahit Kelahiran Manusia di Bumi

“Petik saja aku! Aku baik-baik saja,” katanya. Aku ingin menolah, tapi pegagan ini memaksa dan terus menceramahiku. “Cepat sebelum aku berubah pikiran!” serunya.

Kutahan nafas. Tangan yang terus maju mundur untuk memetik tubuhnya yang tipis itu. Dengan satu tarikan nafas dan ucapan maaf, aku memetik daun itu. “Terima kasih human!” katanya padaku, sambil bergoyang ke sembarang arah, ketika angin membelai tubuh mungil itu.

Aku mencari sisi yang tepat. Cekrek! lensa kameraku menangkap tubuh si daun bulat untuk terakhir kalinya.

“Terima kasih padamu yang mau bercerita padaku, Daun Bulat!” kataku.

Apakah kalian pernah ketemu dengan si daun bulat ini? Mungkin melihat di rimbunnya rumput atau di muncul di sela tanaman buat minta di foto? Kalian bisa kok berbagi di kolom komentar. Eits! Komennya tetap yang positif ya, semata-mata biar jejak digital kalian tetap bersih.

Terima kasih sudah membersamai cerita si daun bulat ini sampai selesai ya. Happy wednesday. Jya, Mata ne~

Source:

Park, Kyoung Sik. “Pharmacological Effects of Centella Asiatica on Skin Diseases: Evidence and Possible Mechanisms.” Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, edited by ngelo Lu s, Wiley, Nov. 2021, pp. 1–8.

Rhomah, E. H., & Fitriyah. (2021). Pharmacological activities of Centella asiatica. Jurnal Info Kesehatan, 11(2), 450–455

Tinggalkan Balasan ke Dinda Pranata Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

Waktu aku SMP, aku suka main Pegagan ini sama teman dekat rumah
Kami main masak masakan
SMP kok masih mainan begini? Ya, karena pergaulan dulu belum ada gawai
Bahkan SMA pun saya masih mainan ini kalau ada teman yang ke rumah, haha
Pegagan itu ketika saya masuk ke Jurusan Kimia jadi tahu banyak manfaatnya karena punya senyawa flavanoid yang bermanfaat

Wow, personafikasi yang luar biasaaaa
Aku selalu suka PoV (point of view) yang tertuang dalam tiap postingan senjahari.
Unik
Menggelitik
Antimainstream

beneran out of the box!

Ahh, tersanjung. Terima kasih Mbak ❤️

Kalau dengar daun pegagan di masa sekarang memang aku jadi inget skincare hehe. Sekarang kyknya banyak yang mengandung bahan daun ini karena memiliki manfaat yang bagus buat kulit, terutama bikin kulit halus dan luka memudar gitu katanya.
Ternyata punya manfaat baik buat melancarkan peredaran darah ya? Dimakan gitu aman berarti ya, kyk disayur bening?
Ternyata kyk gitu ya bentuknya hehe, baru tau.

Kalau di sayur bening saya belum pernah makan mbak. Tapi kalo kulupan atau direbus dimakan sama sambal sereh sudah. Daun pegagan ini nggak bisa dimasak lama, kalau lama letoy banget. Modelnya kayak kecambah.. 🫣

Yuni Bint Saniro

Pegagan emang banyak banget manfaatnya. Nggak hanya sebagai bahan dasar untuk skincare. Tapi juga bermanfaat untuk kesehatan biar darah nggak tersumbat.

Nahh ada teman yg rajin makan pegagan dan akhirnya dia awet muda. Kalau pegagan juga bisa dijadikan masker, face peeling, atau skincare lainnya. Jadi cantik dengan bahan alami.

Pegagan adalah tanaman herbal yg banyak tumbuh, hampir mirip seperti rumput merupakan tanaman perdu.

Lucu banget duan pegagan ingin diabadikan ya, hihi. Keberadaannya emang sering kali tak terlihat. Aku aja sampai zoom gambarnya, apakah aku udah pernah lihat daunnya atau belum. Mirip daun semanggi, tapi bukan. Lebih ke daun strawberry tapi ini lebih kecil. Ahhh sepertinya dia tumbuh seperti rumput liar ya? Tapi nama bulenya bagus banget dan mengandung banyak manfaat.

Seiously saya belum pernah melihat daun pegagan, hmm mungkin pernah tapi tidak paham jika daun tersebut daun pegagan, ternyata mempunyai banyak manfaat ya daun ini, namanya latinnya pun cantik

Jika dilihat dari foto dia sungguh cantik dipandanganku. Tetapi kalau ditanya pernah bertemu dengannya atau tidak, akupun berhenti sejenak mengingatnya. Belum menemukan tepatnya dimana, bisa jadi pernah tapi mungkin hanya sepintar dan belum pernah berdialog seperti dengan si putri malu atau mawar yang mekar itu.

Tulisan ini aku tersadar dengan berapa sering kita mengabaikan sesuatu yang tidak begitu menarik, yang ternyata dia indah dan memiliki manfaat luar biasa.

Untukmu si cantik Centella Asiatica, usah menjadi koin. Keberadaanmu begitu penting dan istimewa. Menjadi sesuatu yang membuat daya ingat kuat dan mempercantik itu sebuah anugerah luar biasa. Hiduplah dan berkembanglah kamu.

Salam sayang,
Aku yang ingin berdialog langsung denganmu.

Pegagan ini memang sesuatu. Dia bisa dikatakan tenar, apalagi dalam urusan pelajaran IPA maupun di biologi, sebagai salah satu contoh tanaman yang berkembang biak dengan cara stolon hehe.

Matius Teguh Nugroho

Kak, tulisannya menarik banget! Aku nggak minat dengan topik ini, tapi gara-gara dibawakan dengan narasi seolah-olah cerpen, jadi kubaca habis tanpa ada yang terlewati. Salut sama idenya!

Nah, ini bisa jadi inspirasi para blogger yang menulis topik-topik seperti ini agar tidak membosankan saat dibaca.

Fajar Fathurrahman

Akuu jadi nostalgia mbak, waktu SMP dulu daku suka baca buku-buku di perpus. Dan satu momen, aku nemuin kalau ternyata daun pegagan ini berkhasiat untuk menyembuhkan luka yaa.
Akhirnya beneran, satu momen ketika daku trluka.. aku ambil dauh pegagan sesuai di buku, hehehe. Senenggg dah dulu tuh kalo nemuin khasiat dari tanaman di sekitar rumah.

Bambang Irwanto

Saya jujur baru pertama kali lihat daun pegagan ini, Mbak. dan ternyata banyak manfaatnya ya. Bkan hanya mengobati penyakit, tapi juga buat kecantikan. Cocok jadi tanaman apotek hidup.

Istiana Sutanti

Aih, selalu suka dan terhanyut kalau baca cerita dari kamu mbak. Seneng banget berbagai bahan bisa diceritakan dengan seru kayak gini.
Ternyata centella asiatica tuh dari tumbuhan ini toh, aku pikir ada di bahan-bahan tertentu yang harus dengan perawatan khusus.
Bentuknya yang bulat dan tipis gini memang sering terlewat kalau ada di pinggir jalan yaa, jadi gak semua orang engeh dengan manfaatnya yang banyak.

Rasanya Pegagan tumbuh di beberapa tempat dengan mudahnya yaa..
Dan aku baru tau manfaatnya untuk kesehatan sangat besar sekalii…
Salut!
Pegagan ini kecil-kecil cabe rawit!

Sangat berani dan keukeuh kalau sudah punya keinginan yaa..
Sampai rela dipetik..
HUhuhu.. aku sepanjang baca pun kepikiran “Abis ngobrol, terus dipetik kah?”
Ternyataaa.. memang maunya si daun bulat kaya manfaat untuk kehidupan manusia.

Daun bulat yang cantik secara bentuk serta kaya akan manfaat. Semasa kecil dulu di rumah nenek ada nih tanaman, cuma dulu aku nggak tau kalau dia sangat kaya akan khasiat. Pas sekarang tau kayak ada rasa “kenapa nggak aku tanam ya?” Soalnya aku malah butuh Centella Asiatica buat merawat kulit ku yang cenderung mudah berjerawat.

Memang ya selalu ada hal menarik dan informatif kalau berkunjung ke blog yang satu ini nih 💯.

Padahal aku kagum banget loh sm si daun ini manfaatnya utk kecantikan. Sayangnya kalo aku pake skincare yg berbahan ini wajahku selalu gak cocok. Mgkn kalo pake daun aslinya di olah sendiri itu lebih baik ya

Heni Hikmayani Fauzia

Pegagan adalah herba rutin yang selalu saya minum mba Dinda…tapi memang sudah di ekstrak tidak berbentuk daun lagi. Tapi pegagan juga suka saya jadikan lalapan….dicocol sambel enak deh.

Enggak asing dengan daun pegagan karena tumbuh liar di jalan menuju sekolah. Tapi dulu enggak pernah tahu jika daun ini ternyata wow banget. Sampai suatu ketika Nemu skincare dengan kandungan Centella dan ternyata itu pegagan.

21 Responses