Home / Brand Partner / Sponsored

Jam Tangan Rolex di Kotak Kaca ONELUXE

Senjahari.com - 04/12/2025

Jam tangan Rolex

Penulis : Dinda Pranata

Lampu-lampu dengan kilau keemasan di gerai ONELUXE jatuh lembut pada barisan jam mewah. Bolham emas itu tak pernah padam setiap jarum jamnya di angka sepuluh pagi hingga sepuluh malam. Pendaran cahanya membuat setiap permukaan logam berkilau seperti terpantul kembali ke matahari buatan di atas langit-langit itu.

Gerai itu menjejerkan jam tangan Rolex dalam etalase kaca dalam berbagai bentuk. Indah. Bernilai. Mirip seperti kita berjalan dalam sebuah galeri mini penuh coretan dari pelukis, yang namanya selalu ada dalam catatan sejarah. Langkahku berhenti di sudut paling ujung. Sudut dalam etalase kaca yang terlihat hidup, namun tetap diam menunggu pengunjung meliriknya.

Aku berhenti di depan etalase itu. Menundukkan tubuhku seperti memberi salam pada jam Rolex ori tahun 2017. Desir aneh terasa setiap kuperhatikan jarum detik bergerak. Ia tampak ingin memberitahuku sesuatu. Dan saat jarum berhenti di angka dua belas, segalanya terhenti. Mungkin menunggu.

Detik yang Menunggu Pulang

Jam tangan Rolex Ori
Photo by ONELUXE

Detik itu membuat tubuhku melayang dan berputar. Tersedot dalam perputaran jarumnya. Ketika aku tersentak, aku tak lagi berdiri di tubuhku. Aku menjadi pemilik awal jam tangan rolex 2017.

Anehnya, segala pergerakan yang kulakukan tak bisa kukendalikan. Semua dalam kendali pemilik tubuh ini. Rasa-rasanya aku seperti mampir menjadi bagian dari kehidupan pemilik itu dengan jam berwarna metalik bertuliskan ROLEX OYSTER PERPETUAL di bawah angka dua belasnya. “Apakah kita mulai saja diskusinya?” tanya seorang pria di depanku. Pria dengan setelah jas yang tampak canggung.

Baca juga: Titik Pemasangan Camera CCTV di Area Stadion Fitness

“Tunggu!” kataku, atau yang kumaksud adalah tubuh pria yang kupinjam ini. Matanya menatap detik itu seperti helaan nafas. Pelan. penuh ritme. Saat jarum panjangnya menyentuh angka dua belas dia berkata dengan tenang, “bagaimana dengan jumlah pembelian bulan ini?” Perlahan aku mendengar lebih banyak dari yang harusnya kuketahui.

Kukira pria itu gila. Bagaimana bisa ia selalu mengikuti berhentinya jarum detik ke angka dua belas untuk memulai sesuatu? Sebelum aku menanyakan itu pria di depannya itu bertanya padanya. Pria dengan setelan polo berwarna krem (yang tubuhnya kupinjam) ini menjawab, “seperti ritual kecil. Karena angka dua belas terlalu sabar untuk menunggu gilirannya dipilih.”

Deg! Kegilaan jawabannya itu membuat egoku terpukul. Namun, ego itu perlahan luruh seiring rentetan peristiwa yang membuat detik pada jam rolexnya itu membeku. Atau, barangkali tersesat.

Jam Tangan Rolex yang Detiknya Berlubang

Ritual jarum jam panjang itu perlahan bergeser. Mulanya satu komentar. “Selesaikan ini sebelum pukul lima sore!” seru atasannya. Lantas, membuatnya mempercepat ritme dalam satu hari. Berikutnya, menjadi dua hari, satu minggu, dua bulan hingga akhirnya jarum panjang tak pernah sampai ke angka dua belas.

Ritme geraknya semakin berantakan. Nafasnya selalu lebih cepat dari langkahnya sendiri. Terburu-buru. Seperti waktu hendak melahap dirinya bulat-bulat. Ia pada akhirnya melupakan dirinya dan jam tangan rolex itu tak pernah ia sentuh dari kotak beludru birunya. Jika saja jam itu bisa mengeluh, maka yang paling keras bicara justru angka dua belas, karena ia hanya menjadi lubang. Tak akan pernah dilewati.

Baca juga: Tukar Pulsa Ke Rupiah, Daripada Terjerat Pinjol Darurat

Tek tek tek! Aku mendengar kaca terketuk, ketika aku menyadarinya perlahan sekelilingku menjadi warna merah. Jiwa beserta kenangan dari pemilik lama ini tersedot. Kembali ke dalam tubuhku sendiri. Kulitku meremang. Perlahan oksigen masuk ke paru-paruku.

“Apa anda mau mengambil jam ini?” kata pegawai berkaos lengan panjang itu. Rupanya ia yang mengetuk etalase kaca dan membawaku kembali ke dalam ONELUXE. Aku terdiam. Berdiri sembari menyeimbangkan gravitasi kakiku.

“Kami ada jam tangan rolex keluaran ter….,” kata-kata pegawai pria itu kupotong.

“Saya akan mengambil jam tangan yang ini.” Aku pada akhirnya memutuskan. Kutunjuk etalase kaca itu dengan telunjukku. Pegawai pria itu terdiam sejenak. Lalu, mengangguk dan mengambil kotak beludru singgasana si jam itu.

Sembari membungkus dan memasukkan sertifikat. Pegawai pria itu berkata lagi, “jam ini rupanya yang memanggil anda.”

Baca juga: Laptop AI 2025 Asus yang Bilang "AI Love You"

Aku hanya menyunggingkan senyum. Tak benar-benar tahu maksud kata-katanya. Setelah jam tangan Rolex itu kuterima. Aku meninggalkan toko ONELUXE yang bagiku seperti toko keajaiban.

“Angka dua belas yang tak lagi berlubang,” gumamku.

Closing Senja Hari

Gimana nih gengs ceritanya! Ada nggak sih yang pernah tersihir oleh jam tangan atau benda di suatu tempat? Nah, sihirnya bikin kamu kayak merasa ‘klik’ sama benda itu. Bisa dong kalian berbagi cerita di kolom komentar. Eits! Tetap ya dengan bahasa yang sopan, semata-mata biar jejak digital kalian tetap bersih.

Have a nice day! Jya, mata ne

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment