Sering kali dan banyak sekali orang bahkan studi yang melakukan penelitian berdasarkan studi komparatif. Contohnya membandingkan suatu tradisi sejenis dari satu tempat dan di tempat lain atau membandingkan karya sastra milik sastrawan A dengan tema sejenis atau di tahun terbit yang sama. Sebenarnya apa itu studi komparatif, tantangan dan apa yang bisa kita lakukan saat ingin melakukan studi komparatif ini? lalu bagaimana dampak dari studi komparatif jdalam bidang sosial jika berkaitan dengan golongan tertentu (isu SARA)?
Namanya juga komparasi, ya pasti memiliki arti membanding-bandingkan sesuatu. Dari pendapat para ahli nih, pengertian dari studi komparatif berbeda namun serupa. Menurut Sugiyono, penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan satu atau lebih variabel dari dua atau lebih sample di waktu yang berbeda. Lalu ada Mohammad Nazir yang menurutnya, studi komparatif adalah sebuah penelitian untuk mencari jawaban mendasar tentang sebab-akibat dengan cara menganalisis faktor penyebab munculnya fenomena tertentu. Dan menurut Arikunto, studi komparatif adalah studi bertujuan untuk menemukan persamaan atau perbedaan tentang benda, orang, prosedur kerja, kritik terhadap individu atau kelompok.
Setelah tahu pengertiannya, kita bisa melihat banyaknya jenis studi komparatif. Ada komparatif kuantitatif yang mana membandingkan dengan data statistik/numeral. Juga ada komparatif kualitatif yang mana membandingkan dengan hubungan sebab-akibat atau korelasi antar variabel. Ada juga penelitian kompararif yang di bagi dalam dua jenis penelitian .
Dari semua yang jenis penelitian komparasi tentu ingin menjawab permasalahan serta asumsi tentang obyek tertentu secara jelas.
Dalam penelitian dengan perbandingan ini punya kekurangan dan kelebihannya sendiri, ya! It’s not 100% perfect. Setidaknya menurut para ahli seperti pak Nasir memberikan gambaran kelebihannya seperti berikut:
Baca juga: Negara Kaya, Tapi Kok Merana Ya!
Lalu kekurangannya menurut Pak Suryabrata sebagai berikut:
Dengan kata lain, para peneliti yang menggunakan metode perbandingan ini perlu tahu kekurangan dan kelebihannya. Terutama peneliti atau pihak yang melakukan studi perbandingan untuk kasus-kasus sensitif seperti SARA dan isu-isu sosial lain. Penggunaan metode komparatif diharapkan dapat menjadi pelengkap atau jembatan atas masalah tanpa mendeskriminasi pihak lain. Tapi apakah studi kompatatif bertema kesukuan/keagamaan/golongan/ras ini memiliki resiko konflik?
Banyak yang terlihat di lapangan saat seseorang melakukan melakukan pembandingan mengenai isu yang terkait SARA misal membandingkan Agama A dan B, suku A dan B, termasuk golongan A dan B, bisa berakibat pada pertentangan dan kadang memicu konflik akibat SARA. Bicara sebab akibat tentu hal ini didasari oleh perbedaan antarindividu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial di masyarakat itu sendiri.
Selain dasar perbedaan-perbedaan itu, latar belakang dari peneliti studi komparatif berbau SARA juga mendorong hasil temuan-temuannya. Juga termasuk motif dan tujuan dari penelitian itu. Untuk itu seseorang yang ingin melakukan studi komparatif mengenai isu-isu kesukuan, keagamaan atau golongan tertentu harus berpijak pada obyektifitas dan bukan pada sentimen tertentu yang akhirnya memicu deskriminatif terhadap kelompok atau individu tertentu.
Jadi dengan kata lain studi perbandingan yang berbau kesukuan, keagamaan, atau golongan tertentu bisa menjadi jurang perpecahan, jika dari peneliti sendiri terpengaruh sentimen dan dia sendiri bias ke salah satu golongan.
Baca juga: Adarusa Marah, Pemberi Utang Resah
Kalau mau tanya solusi klise, bisa saja memberikan solusi untuk berhenti menggunakan studi komparasi jika niatnya bukan untuk mengungkap fakta atau menyudutkan pihak tertentu. Tapi bukankan solusi itu yang ingin ditawarkan. Ada langkah yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang membangun tanpa menyudutkan/menghina sesuatu suku, agama atau golongan tertentu.
source:
penerbitbukudeepublish.com
penelitianilmiah.com
Wiradhika, Nanda. “KONFLIK SARA DALAM NOVEL JALAN LAIN MENUJU TULEHU KARANGAN ZEN R.S. : SEBUAH TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA.” AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, no. 1, Universitas Negeri Jakarta, June 2018, pp. 17–28.
View Comments
jika studi komparatif yang mempunyai tema sara dan menyebabkan konflik, tentu saya lebih baik menghindari hal tersebut. tapi untuk informasi seperti ini, sangat bermanfaat. terimakasih