Penulis : Dinda Pranata
Baca buku klasik jadi hal yang paling menyenangkan apalagi pas musim hujan yang dududu… Bikin comfort di kamar. Kalau sudah di kamar dan hujan turun deras, jadi malas kemana-mana dong! Tapi meski malas kemana-mana bukan berarti nggak melakukan apa-apa ya.
Pas beberapa hari kemarin, tumpukan buku diskonan yang udah kebeli nyicil buat dieksekusi. Salah satunya ya A Little Princess karya Frances Hudgson Burnett. Banyak hal menarik nggak cuma seputar anak-anak kok, meski bukunya bercerita tentang anak-anak. Bagaimana sih kisahnya, apa unseen value dari novel ini dan apa tantangan baca bukunya?
Novel A Little Princess, sang Putri yang Bukan Putri
Tokoh utama dari novel ini adalah Sara Crewe, anak seorang kapten militer bernama Raplh Crewe. Ia dan ayahnya tinggal di India tempat di mana sang ayah bertugas. Bagi ayahnya, anak gadisnya adalah satu-satu harta yang dimilikinya setelah kematian sang istri. Meski ayahnya selalu memenuhi permintaannya, Sara tidak pernah menuntut hal yang berlebihan. Ia bahkan bukan anak gadis yang menye-menye (manja). Semua perilaku dan pemikirannya itu ia dapatkan dari kegemarannya membaca buku-buku dongeng yang diberikan ayahnya.
Saat Sara berusia tujuh tahun, sudah waktunya Sara untuk duduk di bangku sekolah mengenyam pendidikan. Ayahnya berpikir akan lebih baik untuk menyekolahkan Sara di Inggris sesuai dengan asal muasalnya, terutama karena iklim di India yang panas dan kurang baik untuk sang anak.
Demi pendidikan sang anak, ayahnya memilihkan sekolah yang bergengsi dan terbaik di kota London. Sekolah asrama Miss Minchin di mana banyak anak-anak orang kaya dan berada yang bersekolah di sana. Ayahnya, Mr. Crewe menitipkan sang anak di sana sampai tiba saat dirinya menjemput sang anak. Mau tak mau Sara harus bersekolah meski di usianya itu sudah banyak hal yang ia pelajari dari buku-bukunya.
Baca juga: Mana yang Lebih Sulit, Obsesi Cinta atau Obat Kolera?
Kedatangannya ternyata mencolok mata para siswi di sana. Pakaiannya, gaya bicaranya, kempuannya hingga barang-barang yang ia miliki menempatkan dirinya di posisi teratas teman-temannya. Beberapa dari mereka ada yang mengaguminya dan beberapa lagi iri padanya. Selama ia belajar di asrama itu, ia mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.
Terlebih ia sendiri kurang menyukai Miss Minchin yang tak tulus menyukainya bahkan sejak pertama mereka bertemu. Suatu hari perlakuan Miss Minchin berubah drastis dari yang awalnya mengelu-elu si Sara, jadi lebih cuek. Dari sana ia mengetahui bahwa sang ayah sudah meninggalkan dirinya sendiri, sementara sang Guru merasa penopang duniawinya lenyap dan tidak perlu lagi merasa berbaik hati pada Sara Crewe. Perjalanan hidup Sara kian sulit dan menderita.
Apa hal yang terlihat dari kisah ini?
Unseen Stories Lies Between ….
A little princess ini buku yang menarik dan berkesan. Beberapa adegan di buku ini hampir-hampir atau mungkin tidak bisa kita lihat di anak-anak pada masa sekarang. Contohnya ya bagaimana anak-anak di masa itu menjadikan buku sebagai penghibur. Atau bagaimana anak-anak berkumpul membicarakan topik permainan atau cerita yang mereka baca. Serta masih banyak lagi adegan-adegan itu dalam buku.
Selain itu apa yang terlihat secara gamblang adalah bagaimana anak-anak belajar untuk tumbuh menjadi cerdik/kreatif. Cerdik dalam artian yang positif ya bukan yang negatif. Misalkan nih di salah satu adegan si Sara ini mengalami kesengsaraan mendalam, tapi karena ia cerdik ia memanfaatkan daya imajinasinya untuk menciptakan katarsis bagi luka hatinya. Daya kreatif ini yang sebenarnya membantu anak-anak tumbuh lebih resilient.
Baca juga: Novel Emma: Idealitas Wanita di Era Victoria
Tapi selain hal-hal yang terungkap secara gamblang, ada juga hal yang tak terlihat dari cerita Little Princess ini. Kalau kita mau berkenalan lebih jauh dengan penulis dan karyanya.
Frances Hudgson Burnett memiliki keterikatan dalam penjiwaan karakter di karyanya. Beberapa tokoh dalam novel anak-anak yang ia buat, dekat dengan karakter orang-orang di sekitarnya. Misalkan sosok ayah dari Sara Crewe yaitu Ralph Crewe menjadi sosok yang mendekati ayah penulis sendiri. Ayah penulis Edwin Hodgson adalah seorang pebisnis yang meninggal saat penulis berusia tiga tahun, tak lama berselang sang ibu pun menyusul sang ayah. Ini pula yang terjadi pada Sara Crewe yang mana sang ibu meninggalkannya saat balita dan kemudian ayahnya saat ia berusia tujuh tahun.
Latar belakang kehidupan Sara mirip sekali dengan latar kehidupannya. Misal saat Sara sekolah di asrama, penulis pun pernah bersekolah di sekolah seminari perempuan di Manchaster. Lalu penggambaran Sara yang suka berkhayal dan membaca, juga melekat pada diri penulis. Frances Burnet sejak kecil memang suka berkhayal. Ia juga suka membaca buku-buku pemberian neneknya, ketika neneknya mengasuhnya sementara sang ibu mengurus bisnis peninggalan sang ayah.
Apa sih tantangan baca novel anak ini?
Subyektifitas Novel Francess Hudgson Burnett
Buku ini memiliki daya tarik seperti halnya buku klasik yang mengisahkan hal-hal abadi sepanjang masa. Tapi ada beberapa poin khusus yang menjadi novel a little princess ini positif.
- Buku sastra klasik yang ringan dan bacaan yang menyenangkan. Seringkali mendengar kalau bacaan sastra itu tidak menarik dan membosankan. Buku ini memiliki alur yang mudah kita pahami dan tidak rumit. Anak remaja atau orang dewasa akan mudah mengikutinya.
- Kisah a little princess memberikan banyak nilai moral tidak hanya bagi anak-anak tapi juga orang dewasa. Misalkan pada tokoh Miss Minchin, sebagai guru dan pemilik sekolah asrama ia seharusnya tidak berperilaku diskriminatif kepada siswa yang kaya atau yang miskin.
- Kisah yang selalu evergreen dan sebenarnya beberapa fenomena dalam cerita ini masih bisa kita lihat sampai sekarang. Misal bagaimana diskriminasi orang kaya kepada orang miskin hanya mungkin caranya lebih halus daripada zaman dulu yang terlihat gamblang. Ada juga bagaimana Sara Crewe menunjukkan nilai toleransi kepada teman-teman yang iri padanya. Dan masih banyak lagi.
- Relasi antara latar belakang dan previlage karakter di dalamnya. Kalau kita lihat lebih dalam lagi, seseorang yang memiliki kekayaan memang memang bisa memiliki privilage tertentu. Pada karakter Sara dan teman-teman yang bersekolah di asrama Miss Minchin, hampir seluruhnya adalah orang terpandang. Berbeda dengan Becky yang hanya seorang pelayan miskin. Kita bisa menyebutnya sebuah realita pahit dari dari mana kamu berasal menentukan apa yang bisa kamu dapatkan.
Kekurangan novel a little pricess:
- Tokoh utama tidak mengalami perubahan yang signifikan sampai akhir. Kekurangan ini efek dari hubungan latar belakang tokoh dengan privilage yang ia terima. Sara Crew terlahir dari keluarga yang kaya, mengalami perubahan dari kaya ke yatim piatu dan miskin, lalu berjaya kaya lagi tapi bukan atas usahanya sendiri melainkan mendapat bantuan orang lain.
- Villain dari cerita kurang tepat yang mana adalah seorang pendidik. Pendidik meski tidak selalu 100% baik, pada cerita anak-anak setidaknya bisa menggambarkan bagaimana seorang guru itu harusnya mendidik seseorang. Tetapi dalam fiksi ini justru sebaliknya pendidik tapi seorang perundung dan penyiksa. Walau fiksi tapi kalau aku baca ini jadi mikir lagi, apakah cocok untuk dibacakan sebagai bacaan anak-anak
- Cerita yang lebih menggambarkan orang dewasa yang terjebak dalam tubuh anak-anak. Saat aku membaca buku ini setengah diriku merasa Sara bukan tokoh anak-anak. Bagaimana ia berbicara pada orang dewasa, bertindak dan berpikir. Kalau kita telusuri lebih jauh kondisi penulis yang memang mengharuskan dirinya membantu keuangan keluarga saat ia masih belia ,bisa jadi ini potongan dari pengalaman penulis sendiri. Selain itu kurang ada humor selingan di dalam novel a little princess.
Comment
Aku suka banget baca cerita seperti ini
Jarang sekali untuk bisa dapat cerita yang masih ramah anak karena sekarang lebih banyak novel ataupun cerita yang berbau-bau pacaran
1 Response