Home / Serambi

Bromo Transit Park, Alternatif Tempat Wisata di Malang

Senjahari.com - 15/05/2022

Bromo Transit Park

Penulis : Dinda Pranata

Jika berada di kota Malang Raya, salah satu lokasi liburan yang terkenal dan ikonik yaitu kota wisata Batu. Area dataran tinggi di kota Malang ini sudah pasti menjadi itinerary andalan dari warga lokal maupun luar kota. Batu memang dikenal memiliki udara yang sejuk dan area hijau yang banyak, tapi saat musim liburan atau akhir pekan jalur, menuju ke Batu bisa sangat padat dan membuat gerah.

Beberapa waktu lalu, tepat musim liburan, aku dan keluarga mencoba mencari area wisata alternatif selain kota Batu. Salah satunya adalah Bromo Transit Park yang ada di wilayah Tumpang, Kabupaten Malang. Seperti apa sih lokasinya?

Jalur Perjalanan

Jika dari arah kota pusat kota Malang, untuk ke Bromo Transit Park membutuhkan waktu sekitar 45-50 Menit dengan jarak tempuh kurang lebih 22 Km. Karena tempat tinggalku di area kedungkandang, maka membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Saat di kota kami masih bisa melihat banyaknya kendaraan bermotor dan jalan-jalan besar. Namun ketika hendak memasuki wilayah tumpang jalurnya tidak sebesar di kota dan kendaraan juga tak seramai di kota Malang.

Jalur ke Bromo Transit Park
Rute ke Bromo Transit Park

Walau jalannya tidak terlalu besar, namun mobil masih bisa melalui jalan dua arah ini. Sepanjang perjalanan menuju tempat wisata Bromo Transit Park sudah sangat hijau di kanan kiri dan tidak terlalu padat pemukiman, sehingga benar-benar melegakan mata. Jalan ke lokasi pun tergolong mulus dan beraspal jadi masih sangat nyaman untuk dilalui. Hanya beberapa titik yang terdapat jalur berlubang atau berbatu. Pun kendaraan besar tidak terlalu banyak berseliweran di sepanjang jalan. Apa menariknya lokasi wisata ini?

Bromo Transit Park dan Fasilitas

Fasilitas Bromo Transit Park
Fasilitas Bromo Transit Park

Bromo Transit Park ini lokasi wisata yang tidak terlalu besar, tapi cukup melegakan paru-paru dan mata yang menyegarkan. Saat kami datang kebetulan sekali pas weekend, jadi lokasinya lumayan ramai. Tapi tidak perlu khawatir, parkir tempat wisata ini cukup luas dan bisa untuk memarkir beberapa bus wisata.

Baca juga: Nomans Land, Pulau Tak Berpenghuni Amerika. Benar-Benar Berbahaya!

HTM: Rp 20,000/orang saat weekend (anak usia 3 tahun ke atas kena biaya full), Rp 15,000/orang saat weekday

Parkir: Rp 5,000 untuk mobil, Rp 2,000 untuk motor

Fasilitas: Kolam renang anak dan dewasa, camp ground, cafe, rest area dan lokasi selfie

Catatan: Tidak diperkenankan membawa makanan dan minuman dari luar

Bromo Transit Park

Setelah membayar tiket masuk kami sudah di sajikan dengan pemandangan bukit di pintu masuk. Di bagian bawah terdapat beberapa gazebo untuk beristirahat, lalu ada cafe yang menyediakan berbagai makanan dan minuman. Harga yang ditawarkan oleh cafenya masih terbilang tidak terlalu mahal untuk minuman teh dibandrol dengan harga Rp 5,000 dan makanan dengan harga Rp 12,000. Tapi sayang aku tidak makan di cafenya (karena alasan penghematan jadi makan di rumah dulu), jadi tidak tahu rasa masakan di cafenya.

Baca juga: Traveling Jadi Sebuah Produk Budaya. Bagaimana Bisa?

Di samping ada gazebo dan cafe, juga ada kolam renang anak dan dewasa serta area bermain anak (tidak luas sih tapi lumayan buat bocil saat mamaknya asyik swafoto). Untuk wahana kolamnya sangat bersih dan memiliki area ganti yang cukup banyak. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir untuk berebut area ganti untuk berenang. Di bagian bawah area kolam ada semacam gelanggang bundar untuk berkumpul atau bersantai sambil menikmati makanan. Gelanggang bundar ini sendiri sudah beratap, pengunjung tentu nyaman berteduh saat kondisi langit tidak bersahabat.

Yang Menarik Tak Selalu 100% Sempurna

Bagian yang Tidak Terawat
Bagian yang Tidak Terawat

Bromo Transit Park terbilang cukup lengkap dan memanjakan mata. Tak sampai di sana wisata ini pun sangat ramah di kantong dengan tiket masuk yang masih terjangkau. Sayangnya beberapa tempat dalam lokasi wisata yang tak terawat. Belum lagi beberapa tempat makan di bagian paling bawah lokasi ini banyam yang kosong.

Contohnya camp ground yang letaknya ada di bagian paling bawah. Di area camping paling bawah ini banyak tumbuh ilalang tinggi dan kotor, bahkan jalan setapaknya tidak tertutup tumbuhan liar. Di camp ground paling bawah ini sebenarnya menurutku sangat bagus banget, karena di lahannya sudah di siapkan area untuk api unggun. Hanya karena kurang terawat jadi terlihat creepy.

Kalau saja bagian bawah dari lokasi wisata ini terawat, sudah tentu sangat memanjakan panca indra para pengunjung. Mulai dari jernihnya pemandangan mata dari bukit di area. Kemurnian sungai yang terdengar dari bawah lokasi camp ground sampai ke telinga. kesejukan udara yang terhirup di hidung hingga semilir lembut angin yang membelai kulit pengunjung.

Lumayan sih untuk alternatif wisata selain di kota Batu yang mulai padat merayap. Apa ada yang sudah ke sini? Share pengalaman yuk di kolom komentar!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

*

Post comment

Comment

tempat yang menarik untuk healing-healing sih ini, semoga suatu saat bisa main2 kesana

Saya belum sampai KLO ke sini kak, harus nyoba, nih. Paling mainnya k daerah Batu KLO ke Malang.

2 Responses